Secara klasik akuntansi merupakan proses pencatatan (recording),
pengelompokan (classifying), perangkuman (summarizing) dan pelaporan(reporting)
dari kegiatan transaksi perusahaan. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah
penerbitan laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan yang dihasilkan
merupakan suatu informasi.
Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada
saat yang tertentu. Kejadian nyata yang sering terjadi sering disebut dengan
transaksi.
Transaksi
memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan
yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi.
KUALITAS INFORMASI
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari
tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat
waktu (timeliness) dan relevan (relevance).
v Akurat, berarti informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena
dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi
gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi
tersebut.
v Tepat waktu, berarti informasi yang datang ke penerima tidak
boleh terlambat (up to date). Informasi yang sudah usang atau basi tidak
akan efektif, karena informasi akan digunakan sebagai landasan dalam
pengambilan keputusan. Keterlambatan pengambilan keputusan akan berakibat fatal
untuk organisasi. Mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi
tersebut didapat, dan diperlukannya teknologi mutakhir untuk mendapatkan,
mengolah dan mengirimkannya.
v Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat
untuk pemakainya.
NILAI INFORMASI
Nilai dari informasi (value of
information) ditentukan oleh dua hal; yakni manfaat dan biaya untuk
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian informasi tidak
dapat ditaksir persis keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan
dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI
Informasi memegang peranan sangat penting bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem
informasi.
Sistem
informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan
teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan
operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.
Definisi lain dikemukakan oleh Robert A. Leitch
dan K. Roscoe Davis : sistem informasi sebagai suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Ada dua
tipe sistem informasi, personal dan multiuser. Sistem informasi personal adalah
sistem informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari
seorang pengguna tunggal (single user). Sedangkan sistem informasi multi user
didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja (departemen,
kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk membangun sistem
informasi, baik personal maupun multi user, haruslah mengkombinasikan secara
efektif komponen-komponen sistem informasi, yaitu : prosedur kerja, informasi
(data), orang dan teknologi informasi (hardware dan software). Sedangkan
menurut John Burch dan Gary Grudnitski: Sistem informasi dibangun
oleh 6 komponen yang disebut blok, yang saling berinteraksi membentuk satu
kesatuan untuk mencapai sasarannya yakni, blok input, blok model, blok
keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
Sistem informasi manajemen (SIM) atau management
information systems(sering dikenal dengan singkatan MIS) merupakan penerapan
sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
SIM didefinisikan oleh George M. Scott
sebagai kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang
menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi.
Dengan
demikian SIM disimpulkan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem
informasi; menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.
Gordon B. Davis menambahkan bahwa SIM selalu
berhubungan dengan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer-based
information processing).
SIM tergantung pada besar kecilnya organisasi dan
dapat terdiri antara lain dari sistem-sistem informasi sebagai berikut ;
1. Sistem informasi
akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi
dari transaksi keuangan.
2. Sistem informasi
pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi
untuk penjualan, promosi, kegiatan pemasaran dan sebagainya yang berhubungan
dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen
persediaan (inventory management information systems).
4. Sistem informasi
personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi
distribusi (distribution information systems)
6. Sistem informasi
pembelian (purchasing information systems)
7. Sistem informasi analisis kredit (credit
analysis information systems)
8. Sistem informasi penelitian dan
pengembangan (research and development information systems)
SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
Salah satu subsistem SIM dalam bidang keuangan
yang berbasis pada komputer sekarang dikenal dengan istilah Sistem Informasi
Akuntansi atau SIA.
Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian
sumber daya (data, materialis, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk
mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi
keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan
menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(Wilkinson, 1991).
Menurut Robert G. Murdick, Thomas C. Fuller dan
Joel E. Ross : SIA adalah kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi
yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang
didapatkan dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer
untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa
depan serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham, pemerintah dan
pihak-pihak luar lainnya.
Pada organisasi kecil yang hanya mengolah data
keuangan saja, SIA hampir mewakili semua SIM, sedangkan pada organisasi yang
besar SIA merupakan subsistem yang terbesar dari SIM. George M. Scott
memberikan angka, sekitar sepertiga sampai dengan setengah dari total transaksi
yang diproses adalah transaksi akuntansi untuk organisasi yang besar dan untuk
organisasi yang kecil 70 % atau lebih dari transaksi kebanyakan adalah
transaksi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi bertujuan untuk
menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang
dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. SIA melaksanakan
lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data,
pengendalian data (termasuk security) dan penghasil informasi.
Karakteristik sistem informasi akuntansi yang
membedakannya dengan susbsistem lainnya adalah ; melaksanakan tugas yang
diperlukan, berpegang pada prosedur yang relatif standar, menangani data rinci,
berfokus historis dan menyediakan informasi pemecahan minimal
Contoh SIA sebagai pusat
informasi perusahaan
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk
memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu
bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat
diperoleh dari usulan produk baru tersebut.
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan
pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang
diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya akan dikembalikan ke
bagian SIA untuk diteruskan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya
kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk diambil keputusan
yang sesuai
Perbedaan SIA dan SIM
Sistem Informasi Akuntransi (SIA)
• Data yang diolah oleh SIA adalah yang bersifat keuangan sehingga
informasi yang dihasilkan hanya informasi keuangan saja
• Mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
• Menangani semua data yang masuk di dalam organisasi dan menghasilkan
semua informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
• Mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan semua tipe informasi.
Informasi yang
dihasilkan Sistem Informasi Akuntransi
Informasi yang dihasilkan SIA adalah informasi
akuntansi yang dapat berupa informasi operasi (IO), informasi akuntansi
manajemen (IAM), dan informasi akuntansi keuangan (IAK).
IO dipersiapkan hampir mirip dengan IAM. Bedanya,
IO khusus untuk membuat laporan yang memuat kegiatan operasi perusahaan, yakni
aktivitas utama dan aktivitas lain yang timbul dalam perusahaan tersebut.
Aktivitas utama berasal dari aktivitas pembelian bahan mentah,
pengolahan/pemrosesan dan penjualan produk dari hasil pemrosesan sebelumnya.
Sedangkan aktivitas lain dapat berupa aktivitas akuntansi, administrasi dan
umum, dan sebagainya.
Informasi
Akuntansi Manajemen (IAM) disiapkan untuk kebutuhan pihak internal untuk
membantu manajemen dalam pembuatan keputusan. Informasi ini tidak dibatasi oleh
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dan merupakan informasi inovatif yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi perusahaan tertentu.
Sedangkan Informasi Akuntansi Keuangan (IAK)
adalah informasi yang bertujuan umum (general purpose) yang disajikan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini bertujuan umum
karena disiapkan untuk pihak internal dan eksternal. IAK disajikan dengan asumsi
bahwa informasi yang dibutuhkan investor, kreditor, calon investor dan
kreditor, manajemen, pemerintah dan sebagainya bisa mewakili kebutuhan
informasi pihak lain selain investor dan kreditor. Dengan demikian dibutuhkan
satu informasi seragam untuk semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis
perusahaan.
PENTINGNYA PENGEMBANGAN
SISTEM
Pengembangan sistem dapat berarti membuat suatu
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama diperbaiki atau diganti
karena hal-hal sebagai berikut:
- Permasalahan yang timbul di sistem
yang lama seperti ketidak-beresan.
Ketidak-beresan
pada sistem lama dapat berupa : kecurangan disengaja yang berakibat tidak
amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran data menjadi kurang terjamin;
tidak efisiennya operasi dan tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang
ditetapkan.
- Pertumbuhan organisasi
Tuntutan
pertumbuhan organisasi disebabkan antara lain oleh kebutuhan informasi yang
semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat dan perubahan prinsip
akuntansi yang baru. Dengan demikian sistem lama tidak efektif lagi karena
tidak dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen.
- Untuk meraih kesempatan-kesempatan
(opportunities).
Teknologi
informasi yang berkembang cepat, perangkat keras dan lunak serta teknologi
komunikasi yang sangat cepat mendorong organisasi untuk meningkatkan penyediaan
informasi untuk mendukung dalam proses pengambilan keputusan. Berhasil atau
tidaknya strategi dan rencana yang disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan
juga ditentukan oleh persaingan pasar, kecepatan informasi dan efisiensi waktu.
- Adanya instruksi-instruksi
(directives)
Penyusunan
sistem yang baru juga dapat terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari
pimpinan ataupun dari luar organisasi seperti peraturan pemerintah.
Beberapa
keuntungan penerapan sistem yang baru (yang disingkat dengan PIECES) adalah
peningkatan-peningkatan dalam hal :
1. Performance (kinerja), peningkatan terhadap hasil kerja sistem baru
menjadi lebih efektif. Kinerja diukur dari througput dan response
time. Througput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan
suatu saat tertentu dan response time adalah rata-rata waktu
yang tertunda diantara dua pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk
menanggapi pekerjaan tersebut.
2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi
yang dihasilkan.
3. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan biaya.
4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan
terjadi.
5. Efficiency (efisiensi), peningkatan
terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berhubungan dengan upaya bagaimana
agar sumber daya yang ada digunakan dengan pemborosan paling minimum. Efisiensi
diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.
6. Services (pelayanan), peningkatan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
PENUTUP
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
Sisitem informasi Akuntansi (SIA) sebagai salah satu sub sistem dari banyak sub
sistem-sub sistem SIM memegang peran penting dalam mendukung informasi yang
dibutuhkan khususnya informasi keuangan. Disamping menyediakan informasi
keuangan baik untuk tujuan pelaporan internal maupun eksternal kepada pemegang
saham, pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya SIA juga digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan bagi pihak manajemen.
Namun baik dalam SIA maupun SIM secara
keseluruhan diperlukan evaluasi dan pengembangan sistem yang terus menerus
untuk tujuan peningkatan-peningkatan dalam hal kinerja, informasi, ekonomis,
pengendalian, efisiensi dan pelayanan. Oleh sebab itu, salah satu prinsip
pengembangan sistem terpenting adalah sistem yang dikembangkan memerlukan orang
yang terdidik.
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan
berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya,
penerapannya, maupun dalam pengoperasiannya. Oleh karenanya orang yang terlibat
harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada
dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan.
Pengertian terdidik tidak berarti harus secara
formal duduk di Perguruan Tinggi, tetapi dapat dilakukan secara latihan kerja
(on the job training). Sebagai contoh, tidaklah mungkin seseorang yang akan
mengembangkan sistem informasi akuntansi tanpa memiliki pengetahuan sedikitpun
tentang akuntansi dan teknologi komputer. Kombinasi kedua pengetahuan ini
sangat penting dan tidak terpisahkan. Demikian juga dengan pemakai sistem
(user), harus orang yang terdidik tentang sistem ini dan dapat dilakukan dengan
memberikan on the job training kepada mereka tentang cara menggunakan sistem
yang diterapkan.
0 komentar:
Posting Komentar